Saturday, April 6, 2013

,

Pengaruh Hindu- Buddha Terhadap Kebudayaan Masyarakat Indonesia


Masuknya agama Hindu dan Buddha ke Indonesia memberikan banyak  pengaruh terhadap kebudayaan yang ada. Setelah masuk dan berkembang selama beberapa abad di Nusantara, yakni lebih kurang 9 abad menjelang masuknya ajaran Islam. Seluruh aspek kebudayaan Hindu dan Buddha telah melekat pada kehidupan sehari-hari masyarakat di Nusantara.
  Masuknya ajaran Islam ke Indonesia sekitar abad ke-13 memberikan perubahan besar terhadap masyarakat Indonesia pada umumnya. Islam adalah sebuah ajaran yang dapat diterima dengan gamblang oleh masyarakat Indonesia pada masa itu. Salah satu penyebab agama Islam dapat diterima dengan mudah adalah karena Islam adalah agama yang tidak mengenal kasta atau tingkatan, sedangkan agama Hindu membagi masyarakatnya menjadi beberapa kasta atau  membedakan antara golongan tinggi (kaya atau memiliki kekuasaan) hingga golongan rendah (budak atau pesuruh).
Ketika agama Islam berkembang di Nusantara, banyak masyarakat yang mayoritas agamanya adalah Hindu atau Budha berpindah agama menjadi Islam. Karena sebelumnya masyarakat Nusantara telah kental dengan ajaran Hindu dan Buddha, maka secara tidak langsung kebudayaan-kebudayaan itu masih melekat dalam kehidupan sehari-hari setelah memeluk agama Islam.
Proses penanaman kebudayaan islam pada masyarakat di Nusantara tidak dapat berjalan secara utuh. Hal ini disebabkan oleh kebudayaan Hindu sudah melekat atau mendarah daging dalam kehidupan mereka. Selanjutnya yang terjadi ialah proses akulturasi budaya, yaitu masuknya suatu kebudayaan tanpa menghilangkan kebudayaan lama. Meskipun tidak semua kebudayaan Hindu yang melekat pada kebudayaan islam, paling tidak ada beberapa kebudayaan Hindu yang masih dilakukan oleh masyarakat islam hingga saat ini. Beberapa kebudayaan itu ialah dalam bidang bahasa dan sastra,  arsitektur bangunan, agama, dan seni
Dalam bidang seni, salah satu kebudayaan Hindu yang ada hingga sekarang ialah wayang yang berasal dari daerah India. Pada masa penyebaran Islam yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga, beliau menggunakan wayang sebagai sarana syiar agama islam.
Pada kebudayaan masyarakat Minangkabau dapat kita ambil beberapa contoh pengaruh kebudayaan Hindu, seperti dalam bidang Bahasa, ritual keagamaan dan arsitektur bangunan. Dalam bidang bahasa dapat kita ambil contoh dari segi pemberian nama kepada anak. Di Minangkabau dahulunya pemberian nama kepada seseorang dihubungkan dengan alam, seperti nama ibu dari Tuanku Nan Renceh ialah Upiak Jilatang. Sejak datangnya pengaruh dari kebudayaan Hindu banyak kita temui nama yang berasal dari Bahasa Sangskerta seperti nama Dewi, Tri, Sinta, Rama dan lain-lain.
Dalam ritual keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat islam saat ini khususnya yang ada di wilayah Minangkabau, ada beberapa yang dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu. Dalam acara kematian saat ini dapat kita saksikan danya peringatan 3 hari, 10 hari, dst. Saat acara selamatan (mando’a) masyarakat membakar kemenyan yang pada masa Hindu digunakan sebagai pengantar seserahan.
Sedangkan di wilayah Jawa sendiri, terdapat beberapa ritual, seperti ritual Gerebeg Maulud yang diadakan setiap tahunnya di Yogyakarta, dan beberapa ritual lain, seperti Kirab yang diadakan sebagai sarana untuk buang sial. Serta ritual penghanyutan beberapa hasil bumi ke lautan atas ucapan rasa syukur dari hasil panen.
Pengaruh lainnya ialah dari segi arsitektur bangunan. Pembangunan atap mesjid yang ada di Minangkabau adalah salah satunya. Konstruksi atap mesjid yang berundak atau bertingkat-tingkat bukan merupakan hasil dari kebuyaan masyarakat Minangkabau sendiri. Hal ini merupakan sebuah proses akulturasi kebudayaan dari Hindu, yaitu proses pencampuran budaya tanpa menghilangkan kebudayaan sebelumnya.
Salah satu dari ciri arsitektur Hindu ialah berundak, yang dapat kita saksikan pada candi-candi yang ada di Indonesia.Arsitektur ini kemudian mempengaruhi pembangunan sesudahnya. Arsitektur semacam ini dapat kita lihat pada pembangunan Mesjid Kudus yang dibangun oleh Ja’far Shadiq atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sunan Kudus.
Yang paling unik dan menonjol pada bangunan Mesjid Kudus ialah sebuah menara yang berada di sisi timur bangunan mesjid yang menggunakan arsitektur candi Hindu. Selain bentuk menara, pola arsitektur Hindu juga dapat kita saksikan pada  gerbang atau gapura mesjid dan lokasi wudhu’ yang pancurannya dihiasi ornament khas Hindu.
Dari berbagai pengaruh Hindu di atas bukan berarti masyarakat Islam Indonesia masih mempercayai Agama Hindu sebagai sebuah kepercayaan, akan tetapi itu merupakan sebuah akulturasi budaya yang tak dapat dihapuskan dari kebiasaan masyarakat Indonesia karena sudah mendarah daging. Hal ini dikarenakan kebudayaan Hindu yang sudah berkembang selama lebih kurang sembilan abad di bumi Nusantara.




0 comments:

Post a Comment

Komennya harap yang Sopan ^_^