Monday, July 18, 2016

Dinasti Mughal

Sejarah  Berdiri
Setelah kematian Iskandar Shah atau Iskandar Lodi pada tahun 1577 M, pemerintahan Dinasti Lodi selanjutnya dipegang oleh anaknya Ibrahim Lodi (Maidir Harun, 199: 2002). Ibrahim Lodi merupakan seorang yang ahli dalam bidang kemiliteran, akan tetapi memiliki kelemahan dalam bidang adrimistrasi pemerintahan. Sehingganya, selama masa pemerintahannya ia hanya sibuk memperkukuh kedudukannya dan menganggap dirinya orang yang mulia. Pada masa pemerintahannya, Dinasti Lodi menderita krisis yang berkepanjangan, apalagi hubungannya dengan pamannya Pangeran Alam Khan tidak baik. Dalam persengketaannya dengan Ibrahim Lodi, Pangeran Alam Khan yang waktu itu bekerja sama dengan Gubernur Lahore meminta bantuan kepada Zahiruddin Babur untuk menggulingkan kekuasaan Ibrahim Lodi.
Hal ini di sambut baik oleh Zahiruddin Babur yang memang sudah lama bertekad untuk menaklukkan kekuasaan Dinasti Lodi. Zahiruddin Babur adalah seorang keturunan Bangsa Mongol yang mempunyai garis keturunan langsung dari Jengis Khan penguasa Mongol. Ia adalah anak dari seorang penguasa Ferghana yang bernama Syekh Umar bin Abi Sa’id atau Umar Mirza. Dia mewarisi daeah Ferghana dari ayahnya ketika ia berumur 11 tahun.
Pada tahun 1525 M Zahiruddin Babur mulai bergerak menuju Punjab dan dapat menguasainya pada tahun itu juga. Pada tahun 1526 terjadi pertempuran antara pasukan Zahiruddin Babur melawan pasukan Ibrahim Lodi, pertempuran itu terjadi di Panipat sehingganya disebut dengan Perang Panipat I.  Pada pertempuran ini Ibrahim Lodi bersama puluhan pasukannya terbunuh.
Setelah mengalahkan Ibrahim Lodi, Zahiruddin Babur bersama pasukannya mulai bergerak memasuki Delhi. Pada tanggal 21 April 1526 M yang bertepatan dengan hari Jum’at dengan resmi berdirilah Kerajaan Mughal dengan Zahiruddin Babur sebagai penegak pemerintahannya.

Pemerintahan
Setelah wafatnya Babur, kekuasaan selanjtnya dipegang oleh Humayun, dalam pemerintahannya selama 9 tahun, ia banyak mendapat tantangan dalam memerintah, pada masanya banyak terjadi pemberontakan. Beberapa pemberontakan dapat dipadamkan akan tetapi ada juga pemberontakan yang akhirnya membuat Humayun harus melarikan diri ke Kandahar. Pada tahun 1555 akhirnya Humayun dapat kembali menduduki tahtanya setelah mengalahkan Sher Khan Shah (Badri Yatim: 2010, 148).
Politik pemerintahan Dinasti Mughal mengalami kemajuan yang amat pesat adalah sejak pemerintahan sultannya yang ketiga, yaitu Sultan Akbar. Akbar merupakan anak dari Humayun, dia merupakan seorang sultan yang militaris dalam memimpin. Pada masa pemerintahannya Mughal berhasil melakukan ekspansi wilayah kekuasaan. Dalam pemerintahannya, Akbar menerapkan politik sulakhul atau politik Universal, yakni semua rakyat dipamdang sama, tak ada pembedaan antara satu dan lainnya.
Kekuasaan di daerah-daerah dipegang oleh seorang sipah salar (kepala komandan), subdistrik dipegang oleh faujdar (komandan). Semua aspek pemerintahan mendapatkan bau kemiliteran,  mulai dari pusat hingga ke daerah. Semua pejabat yang memerintah juga diwajibkan untuk ikut latihan militer. Kekuatan kepemimpinan Dinasti Mughal hanya bertahan hingga tiga sultan setelahnya, yaitu Jehangir, Shah Jahan dan Aurangzeb. Setelah ini tidak ada lagi sultan yang memiliki kecakapan seperti mereka.
                                                                                               
Ekonomi
Kemajuan sektor perkonomian pada masa Dinasti Mughal ditunjang oleh sektor pertanian. Beberapa hasil pertanian yang menjadi unggulan pada masa itu adalah biji-bijian, kacang, sayur-sayuran, padi, rempah, tembakau, kapas dan lain-lain. Hasil pertanian ini tak hanya digunakan di dalam negeri, akan tetapi juga di ekspor ke wilayah Eropa, Afrika, Arabi, dan juga Asia Tenggara. Untuk meningkatkan produksi industri, Sultan Jehangir mengizinkan Belanda dan Inggris untuk mendirikan pabrik pengolahan hasil pertanian dan tekstil (Harun: 2002).

Kegamaan dan Ilmu Pengetahuan
 Selain sebagai seorang yang militan, Akbar juga dikenal sebagai seorang yang berhasil mempersatukan masyarakat Mughal dengan cara keagamaan. Munculnya paham Din Ilahi, hasil singkritisnya dari beberapa agama. Paham ini dapat di terima oleh semua kalangan agama, sehingganya penganut Hindu dan Budha juga ikut berpartisipasi dalam pemerintahannya (Bosworth: 1993). Akan tetapi paham Din Ilahi ini tak lagi diminati oleh sultan-sultan setelah Akbar, para ulama juga menolak paham ini.
Ilmu pengetahuan  pada masa Dinasti Mughal ini bisa dikatakan cukup berkembang,  pembahasan keilmuan yang paling marak di bahas adalah persoalan agama, seperti perihal Aqidah, Syariah dan juga Fiqh. Aurangzeb selain sebagai sultan, da juga dikenal sebagai seorang cendikiawan, dia juga menyusun sebuah buku tentang risalah hukum islam yang dinamainya Fattawa Alamgiri.
Pada abad 17, dalam bidang ilmu kedokteran juga muncul seorang ahli yang membukukan pemikirannya dengan judul karya Kedokteran Dara Sukuh. Karya ini merupakan ensiklopedi kedokteran terakhir dalam islam.  Pada abad 18 ilmu kedokteran terus berkembang, Muhammad Syah Arzani dari Shiraz membuat sebuah skala kedokteran. Perkembangan ilmu medis pada masa ioni merupakan sebuah cabang ilmu medis berbentuk filosofi medis dengan memakai pendekatan pada Allah (Sunanto: 2004)

Seni dan Arsitektur
Perkembangan seni sastra dan kepenyairan telah dimulai pada masa sultan Akbar, karena banyaknya para penyair yang diundang untuk datang ke istana. Beberapa penyair diberikan jabatan kepemimpinan dan diberikan sebuah tempat dimana mereka bisa latihan dan berkumpul, lengkap dengan peralatan musik modern seperti, gitar, biola, terompet dan rebana.
Perkembangan yang mencolok dalam bidang kesusasteraan adalah dengan munculnya seorang penyair dan sastrawan yang bernama Malik Muhammad Jayazi dengan judul karyanya Padmevad. Pada masa Aurangzeb juga muncul seeorang sejarawan yang bernama Abu Fadl dengan karyanya Akhbar Nama dan Aini Akhbari. Karangan ini memaparkan perihal kerajaan Mughal sesuai dengan figur pemimipinnya (Harun: 2002)
Kemajuan bidang seni yang dapat kita nikmati saat ini adalah bidang seni dan arsitektur. Pada masa Akbar, ia membangun istana Fatpur Sikri di daerah Sikri, Shah Jehan membangun mesjid raya Delhi. Selain itu karya arsitektur yang paling monumental itu  adalah sebuah makam yang dibangun oleh Shah Jehan untuk mengenang istrinya Mumtaz i Mahal yang wafata ketika melahirkan pada tahun 1531 M. Taj Mahal dibagun dengan marmer putih dengan warna serasi, bentuknya persegi empat dengan luas 100 x 100 m.

Keruntuhan 
A.       Faktor  Interen.
1.   Setelah Aurangzeb tidak ada lagi pemimpin yang cakap dan tangguh. Hanya mereka yang lemah saja, kehidupan mereka pun hanya berfoya-foya tanpa memikirkan masyarakat.
2. Muncul pemberontakan dari mayoritas Hindu dan lain-lain. Hal ini terjadi sebab Aurangzeb yang merusak berhala dan kuil-kuil mereka.
3.   Terganggunya perekonomian karena banyaknya pemberontakan yang terjadi.

B.       Faktor Ekseteren.
1.     Serangan dari Persia di bawah pimpinan Nadir Syah, sehingga Mughal harus membayar tiap tahunnya..
2.     Serangan dari bangsa Afghanistan di bawah pimpinan Ahmad Khan Durrani.
3.  Datangnya bangsa Inggris pada tahun 1858 M. Inggris masa itu sudah membawa peralatan persenjataan yang canggih. Ditambah pula dengan penerapan politik Devida It Impera terhadap masyarakat India yang Heterogen.



DAFTAR SUMBER
Bosworth, C.E. 1993. Dinasti-dinasti Islam. Bandung: Mizan.
Harun, Maidir, Firdaus. 2002. Sejarah Peradaban Islam. Padang: IAIN IB PRES
Sunanto, Musyrifah. 2004. Sejarah Islam Klasik. Jakarta: Prenada Media.
Yatim, Badri. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Rajawali Pers.

0 comments:

Post a Comment

Komennya harap yang Sopan ^_^